Recent post
Ketika kita berbicara tentang Hipotesis, maka yang mungkin pertama kali terlintas di benak kita adalah kemungkinan atau dugaan jawaban atas suatu pertanyaan atau hal yang akan terjadi. Dikutip dari Wikipedia bahasa Indonesia, Hipotesis atau hipotesa adalah jawaban sementara terhadap masalah yang masih bersifat praduga karena masih harus dibuktikan kebenarannya. Contohnya: "Diduga rata-rata pengeluaran harian mahasiswa mencapai Rp 20.000 per hari". Dalam mempelajari hipotesis, terdapat istilah lain yaitu hipotesis statistik, yaitu sebuah pernyataan tentang parameter yang menjelaskan sebuah populasi (bukan sampel), dimana pernyataan tersebut berisi unsur statistik dan benar atau tidak. Karena hipotesis masih harus perlu dibuktikan kebenarannya, maka dilakukanlah pengujian hipotesis.
Dikutip dari Wikipedia bahasa Indonesia, uji hipotesis adalah metode pengambilan keputusan yang didasarkan dari analisis data, baik dari percobaan yang terkontrol, maupun dari observasi (tidak terkontrol). Pengujian Hipotesis adalah suatu prosedur yang dilakukan dengan tujuan memutuskan apakah menerima atau menolak hipotesis itu. Dalam pengujian hipotesis, keputusan yang di buat mengandung ketidakpastian, artinya keputusan bisa benar atau salah, sehingga menimbulkan risiko. Besar kecilnya risiko dinyatakan dalam bentuk probabilitas. Pengujian hipotesis merupakan bagian terpenting dari statistic inferensi (statistic induktif), karena berdasarkan pengujian tersebut, pembuatan keputusan atau pemecahan persoalan sebagai dasar penelitian lebih lanjut dapat terselesaikan.
Kebenaran (benar atau salahnya ) suatu hipotesis tidak akan pernah diketahui dengan pasti, kecuali kita memeriksa seluruh populasi. Tentu saja kita tidak mungkin dapat memerika seluruh populasi. Lalu apa yang kita lakukan, jika kita tidak mungkin memeriksa seluruh populasi untuk memastikan kebenaran suatu hipotesis? Kita dapat mengambil sampel acak, dan menggunakan informasi (atau bukti) dari sampel itu untuk menerima atau menolak suatu hipotesis. Sehingga dapat disimpulkan bahwa:
Dikutip dari Wikipedia bahasa Indonesia, uji hipotesis adalah metode pengambilan keputusan yang didasarkan dari analisis data, baik dari percobaan yang terkontrol, maupun dari observasi (tidak terkontrol). Pengujian Hipotesis adalah suatu prosedur yang dilakukan dengan tujuan memutuskan apakah menerima atau menolak hipotesis itu. Dalam pengujian hipotesis, keputusan yang di buat mengandung ketidakpastian, artinya keputusan bisa benar atau salah, sehingga menimbulkan risiko. Besar kecilnya risiko dinyatakan dalam bentuk probabilitas. Pengujian hipotesis merupakan bagian terpenting dari statistic inferensi (statistic induktif), karena berdasarkan pengujian tersebut, pembuatan keputusan atau pemecahan persoalan sebagai dasar penelitian lebih lanjut dapat terselesaikan.
Kebenaran (benar atau salahnya ) suatu hipotesis tidak akan pernah diketahui dengan pasti, kecuali kita memeriksa seluruh populasi. Tentu saja kita tidak mungkin dapat memerika seluruh populasi. Lalu apa yang kita lakukan, jika kita tidak mungkin memeriksa seluruh populasi untuk memastikan kebenaran suatu hipotesis? Kita dapat mengambil sampel acak, dan menggunakan informasi (atau bukti) dari sampel itu untuk menerima atau menolak suatu hipotesis. Sehingga dapat disimpulkan bahwa:
- Penerimaan suatu hipotesis terjadi karena TIDAK CUKUP BUKTI untuk MENOLAK hipotesis tersebut dan BUKAN karena HIPOTESIS ITU BENAR; dan
- Penolakan suatu hipotesis terjadi karena TIDAK CUKUP BUKTI untuk MENERIMA hipotesis tersebut dan BUKAN karena HIPOTESIS ITU SALAH.
Landasan penerimaan dan penolakan hipotesis seperti ini, yang menyebabkan para statistikawan atau peneliti mengawali pekerjaan dengan terlebih dahulu membuat hipotesis yang diharapkan ditolak, tetapi dapat membuktikan bahwa pendapatnya dapat diterima. Perumusan suatu hipotesis sering dipengaruhi oleh bentuk peluang
kesimpulan keliru agar mendapat dukungan yang kuat, maka suatu dugaan
sering disampaikan dalam bentuk penolakan hipotesis. Misalnya: Ingin menguji dugaan bahwa: "Minum kopi menaikan resiko kena
kanker", maka hipotesisnya berbentuk: "tidak ada kenaikan resiko kena
kanker akibat minum kopi". Contoh tersebut diperkuat melalui penolakan.
Contoh lainnya:
Sebelum tahun 2013, pendaftaran mahasiswa Universtas Telkom dilakukan dengan pengisian formulir secara manual. Pada tahun 2013, Admisi Nasional Universitas Telkom memperkenalkan sistem pendaftaran online melalui sistem PORSIMABA.
Seorang staf Admisi Nasional ingin membuktikan pendapatnya bahwa rata-rata waktu pendaftaran dengan sistem online PORSIMABA akan lebih cepat dibanding dengan sistem yang lama (offline menggunakan formulir). Untuk membuktikan pendapatnya, ia akan membuat hipotesis awal, sebagai berikut:
Hipotesis Awal: "Rata-rata waktu pendaftaran dengan sistem PORSIMABA sama saja dengan sistem lama."
Staf Admisi Nasional tersebut akan mengambil sampel dan berharap hipotesis awal ini ditolak, sehingga pendapatnya dapat diterima!
Kemudian dalam perumusan hipotesis dikenal sejumlah istilah sebagai berikut:
Contohnya:
Pada sistem lama pendaftaran mahasiswa baru Universitas Telkom, rata-rata waktu pendaftaran adalah 50 menit. Kita akan menguji pendapat Staf Admisi Nasional tersebut, maka:
Hipotesis awal dan Alternatif yang dapat kita buat :
Hₒ : µ = 50 menit (sistem baru dan sistem lama tidak berbeda)
H₁ : µ ≠ 50 menit (sistem baru tidak sama dengan sistem lama)
atau
Hₒ : µ = 50 menit (sistem baru sama dengan sistem lama)
H₁ : µ < 50 menit (sistem baru lebih cepat)
Prinsip pengujian hipotesis yang baik adalah meminimalkan nilai α dan β. Nilai α dan β merupakan dua macam kekeliruan yang akan terjadi dalam suatu pengujian hipotesis.
Dalam perhitungan, nilai α dapat dihitung sedangkan nilai β hanya bisa dihitung jika nilai hipotesis alternatif sangat spesifik. Pada pengujian hipotesis, kita lebih sering berhubungan dengan nilai α. Dengan asumsi, nilai α yang kecil juga mencerminkan nilai β yang juga kecil.
Referensi Lanjutan:
https://id.wikipedia.org/wiki/Uji_hipotesis
https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Hipotesis&stable=1
http://thomasyg.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/8192/Uji+Hipotesis.pdf
Slide Perkuliahan Statistika Industri (IEG2E3), Fakultas Rekayasa Industri Universitas Telkom, 2016.
Seorang staf Admisi Nasional ingin membuktikan pendapatnya bahwa rata-rata waktu pendaftaran dengan sistem online PORSIMABA akan lebih cepat dibanding dengan sistem yang lama (offline menggunakan formulir). Untuk membuktikan pendapatnya, ia akan membuat hipotesis awal, sebagai berikut:
Hipotesis Awal: "Rata-rata waktu pendaftaran dengan sistem PORSIMABA sama saja dengan sistem lama."
Staf Admisi Nasional tersebut akan mengambil sampel dan berharap hipotesis awal ini ditolak, sehingga pendapatnya dapat diterima!
Kemudian dalam perumusan hipotesis dikenal sejumlah istilah sebagai berikut:
- Hipotesis Awal yang diharap akan ditolak disebut: Hipotesis Nol atau Null Hypotesis, dengan notasinya adalah Hₒ.Hipotesis Nol juga sering menyatakan kondisi yang menjadi dasar pembandingan, atau suatu pernyataan mengenai parameter populasi.
- Penolakan H0 membawa kita pada penerimaan Hipotesis Alternatif, dengan notasinya adalah H₁.
- Nilai Hipotesis Nol (Hₒ) harus menyatakan dengan pasti nilai parameter, sehingga Hₒ ditulis dalam bentuk persamaan.
- Sedangkan Nilai Hipotesis Alternatif (H₁) dapat memiliki beberapa kemungkinan, sehingga H₁ ditulis dalam bentuk pertidaksamaan (< ; > ; ≠).
Contohnya:
Pada sistem lama pendaftaran mahasiswa baru Universitas Telkom, rata-rata waktu pendaftaran adalah 50 menit. Kita akan menguji pendapat Staf Admisi Nasional tersebut, maka:
Hipotesis awal dan Alternatif yang dapat kita buat :
Hₒ : µ = 50 menit (sistem baru dan sistem lama tidak berbeda)
H₁ : µ ≠ 50 menit (sistem baru tidak sama dengan sistem lama)
atau
Hₒ : µ = 50 menit (sistem baru sama dengan sistem lama)
H₁ : µ < 50 menit (sistem baru lebih cepat)
Prinsip pengujian hipotesis yang baik adalah meminimalkan nilai α dan β. Nilai α dan β merupakan dua macam kekeliruan yang akan terjadi dalam suatu pengujian hipotesis.
Dalam perhitungan, nilai α dapat dihitung sedangkan nilai β hanya bisa dihitung jika nilai hipotesis alternatif sangat spesifik. Pada pengujian hipotesis, kita lebih sering berhubungan dengan nilai α. Dengan asumsi, nilai α yang kecil juga mencerminkan nilai β yang juga kecil.
Referensi Lanjutan:
https://id.wikipedia.org/wiki/Uji_hipotesis
https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Hipotesis&stable=1
http://thomasyg.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/8192/Uji+Hipotesis.pdf
Slide Perkuliahan Statistika Industri (IEG2E3), Fakultas Rekayasa Industri Universitas Telkom, 2016.
Navigation