- Home >
- Dampak Negatif Game Online dan Pencegahannya
Posted by : Unknown
Minggu, 27 Februari 2011
Menurut Wikipedia Indonesia (dengan pengubahan seperlunya), Game Online adalah jenis permainan komputer yang dapat dimainkan secara multiplayer (banyak pemain) yang memanfaatkan jaringan komputer (LAN atau Internet) sebagai medianya. Biasanya disediakan sebagai tambahan layanan dari perusahaan penyedia jasa online (ISP) atau dapat diakses langsung (mengunjungi halaman web yang bersangkutan) atau melalui sistem yang disediakan dari perusahaan yang menyediakan permainan tersebut. Game Online terdiri dari banyak jenis, mulai dari permainan sederhana berbasis teks hingga permainan yang menggunakan grafik kompleks dan membentuk dunia virtual yang ditempati oleh banyak pemain sekaligus. Game Online bisa disebut sebagai bagian dari aktivitas sosial karena pemain bisa saling berinteraksi secara virtual dan seringkali menciptakan komunitas maya. Ada beberapa jenis game online seperti MMOFPS (contoh: Point Blank), MMORTS (contoh: Warcraft), MMORPG (contoh: DotA), Cross-platform online play (Game Online Lintas Platform; contoh: Need For Speed Underground), Massively Multiplayer Online Browser Game (Game multiplayer yang berjalan di browser, contoh: Super Bomberman), dan Simulation games (games simulasi).
Game Online disamping memiliki dampak postif juga memiliki dampak negatif (kalau memainkannya terlalu berlebihan pada beberapa game), diantaranya:
- Ketagihan dan Lupa Waktu. Game online akan banyak menghabiskan waktu pemainnya. Menurut riset, sepertiga remaja umur 15 tahunan rata-rata bermain game lebih dari 3 jam per hari! Game Online dapat mengacaukan manajemen waktu jika tidak diatur dengan baik. Banyak kasus di mana pemain yang kecanduan game online bermain hingga lupa waktu dan melalaikan segala tanggung jawab dan pekerjaannya di dunia nyata, seperti bolos sekolah dan lupa sholat 5 waktu. Pencegahan: Untuk orangtua: Buat kesepakatan dengan anak tentang: berapa kali dalam seminggu bermain game online; kapan waktu yang tepat; berapa lama bermain game online; games apa yang boleh dimainkan; dan sanksi apa yang diberlakukan jika anak melanggar.
- Membuat Kehidupan Gamer Menjadi Berantakan. Kecanduan game online dapat menyebabkan kehidupan real-nya menjadi kacau, seperti: nilai tugas / ulangan menjadi amblok; kehilangan pekerjaan; kehilangan pacar; ataupun kurang bersosialisasi. Pencegahan: Usahakan untuk ingat akan kehidupan nyata (belajar, bekerja, olahraga, dsb.) dan usahakan untuk mengurangi bermain game online.
- Membuat Gamer Terisolir Dengan Lingkungan Sekitar. Karena gamer terlalu fokus dengan game online yang ia mainkan, gamer akan kurang bersosialisasi dengan tetangga, kerabat, saudara atau teman-temannya di dunia nyata.
- Mengajarkan Kekerasan. Adegan kekerasan dalam game online dituding menjadi pemicu kekerasan dalam kehidupan nyata. Menurut riset, 75% remaja laki-laki sering bermain game kekerasan (sebagian besar bermain 2 - 3 kali seminggu). Sebaliknya 81% remaja perempuan ternyata jarang atau tidak pernah bermain game kekerasan. Dan beberapa tahun terakhir ini kita telah mendengar berita tentang penembakan sadis di sejumlah sekolah. Terakhir kali, pada tahun 2009 di Winnenden, Jerman, seorang anak berusia 17 tahun yang terobsesi dengan senjata menembak mati 15 orang dan setelah kejar-kejaran, ia membunuh dirinya sendiri. Pencegahan: Sebaiknya orangtua perlu mengawasi anaknya ketika bermain game online.
- Mengajarkan Adegan Seksual. Marak game yang menampilkan secara gamblang adegan seksual di tengah-tengah gamenya seperti GTA: San Andreas dan Mass Effect. GTA: San Andreas mendapatkan kecaman keras dari banyak kalangan dunia seperti Jack Thompson dan Hillary Clinton, sehingga memaksa produsennya mengganti rating ESRBnya menjadi AO (awalnya M (Mature)). Hal ini mengakibatkan profitnya turun hingga $28.8 juta. Ada pula game yang bergenre awal action, isinya adalah tembak-tembakan dsb. Namun ternyata jika gamer sudah sampai level terakhir, bonus di akhir levelnya adalah - (maaf) - ML dengan pelacur jalanan? Pencegahan: Sebelum bermain game online, cek rating yang dikeluarkan oleh ESRB (Entertainment Software Rating Board). Jangan memainkan game online dengan rating AO atau M.
- Menggangu Kesehatan. Bermain game online secara berlebihan dan dalam jangka waktu yang lama bisa berdampak buruk pada kesehatan gamer. Seperti: leher pegal, punggung sakit, sakit jantung, penglihatan mata bisa melemah karena terpapar radiasi terus menerus, lupa makan dan minum (dan juga sholat) karena terlena di dunia game online atau jarang olahraga sehingga menyebabkan kegemukan, dan bahkan dapat menyebabkan kematian (seorang lelaki dari Korea Selatan meninggal setelah bermain StarCraft selama 50 jam. Pencegahan: Usahakan untuk beristirahat setiap 20 menit dengan berdiri untuk berelaksasi dan melihat benda yang jaraknya 20 kaki (6 meter) selama 20 detik, mengatur brightness (tingkat kecerahan layar monitor) dan menyesuaikan posisi duduk yang sehat dan nyaman.
- Pemborosan. Banyak gamer yang menghabiskan uang yang ia punya demi pergi ke warnet. Kalau tarif warnet Rp 3.000,- /jam dan seorang gamer main game online selama 5 jam: Rp 3.000,- x 5 = Rp 15.000,- , bagaimana kalau main setiap bulan, setiap minggu dan bahkan setiap hari? Coba bayangkan berapa uang yang dikeluarkan hanya untuk bermain game online setiap hari, besar sekali bukan? Selain itu gamer juga akan membelanjakan uangnya demi apapun yang ia inginkan untuk game online (seperti voucher, level tinggi, ataupun item yang harganya tinggi). Pencegahan: Usahakan untuk menabung dan membelanjakan uang dengan barang yang lebih bermanfaat (buku pelajaran, novel, dsb.)
Sumber:
- Wikipedia Indonesia
- Majalah CHIP Indonesia 06/2009
- http://bit.ly/gnmpNH
- ... dan sumber-sumber lainnya....
info yang bermanfaat….:)
BalasHapusmungkin link juga berhubungan http://hafisalrafi.wordpress.com/2011/03/22/dampak-negatif-dari-game-online/